Jumat, 30 Agustus 2013

LONTAR MARTIL (Olahraga Lontar Martil)

        Posisi awal untuk lontar martil adalah pelontar memegang pegangan martil dengan tangan kiri, tangan kanan menutupi jari-jari tangan kiri. Tidak seperti pada lempar cakram ataupun tolak peluru, kaki kiri pada lontar martil berada pada posisi 0°. Lontar martil memaksimalkan untuk tetap berada di diameter lingkaran karena kaki kiri selalu menapak di tanah. Bahu pelontar berputar sekitar 15° ke kanan. Kaki dibuka dengan jarak sekitar 45 sampai 80 cm .
 
        Putaran awal dengan posisi tubuh yang benar pada awal putaran merupakan langkah awal untuk mendapatkan kecepatan lontaran yang maksimal. Gerakannya meliputi lengan, batang tubuh, dan kaki. Gerakan martil berbentuk elips sempurna. Saat kedua tangan, dengan lengan lurus, bergerak dari kanan ke kiri terjadi juga perpindahan berat. Alur martil adalah digerakkan ke kiri dan kemudian ke atas. Siku menekuk saat martil mendekati posisi 75°. Ibu jari mengarah ke dahi, di luar bahu kanan. Di titik ini martil diambil clan diarahkan. Gerakan ini berlanjut hingga dua sampai tiga putaran awal. Martil harus selalu dalam kedaan bergerak cepat.

Putaran awal berakhir saat badan terulur 90° ketika kedua kaki menempel di tanah. Gerakan ini menjadi tanda untuk memulai gerakan pertama. Pelontar mengarahkan pandangan ke arah martil sepanjang waktu ini. Pergelangan kaki kiri dikendorkan dan tumit menempel di tanah. Kaki kanan sejajar dengan kaki kiri dan pusat tekanan berada di kaki kanan.

Posisi martil pada 90° setinggi bahu, dengan lengan lurus dengan tanah dan lutut menekuk kira-kira 15°. Martil, tangan, kepala, lutut kiri dan kaki kiri berada dalam satu arah. Posisi ini dinamakan fase dukungan ganda dan awal dari fase dukungan tunggal. Martil bergerak cepat di posisi 90° naik ke atas.

Pelontar memiliki dua tujuan saat meng­gunakan fase dukungan tunggal (single-support phase), yaitu:

1. mengurangi kecepatan,2. menjaga jarak.

Kesuksesan saat melontar martil ditentukan dari gerakan tubuh pelontar yang tepat saat melontar martil di jalurnya.

Saat tahapan dukungan tunggal, kecepatan putaran panggul harus melebihi kecepatan putaran bahu dan martil. Untuk melakukannya, kaki kanan dimajukan ke arah jalur lontaran. Kaki kiri menyentuh tanah dan beri tekanan pada bagian samping kaki hingga mencapai pusat kaki. Gerakan melengkung ini terns dilakukan hingga sampai pada posisi melontar. Kaki kanan tidak pernah melebihi bidang kiri. Di sinilah fase kedua dimulai dan martil, tangan, lutut kanan, serta kaki kanan melakukan putaran (13.7e).


Dari arah pandang 90°, pastikan bahwa kaki kanan berada tepat di belakang kaki kiri. Ini adalah posisi ideal, dinamakan under-turning (putaran ke dalam). Posisi kaki juga bisa sejajar. Posisi yang paling buruk adalah ketika kaki kanan berada di depan kaki kiri. Posisi ini dinamakan overturning (putaran keluar/ terbalik). Patokan hitungan putaran adalah gerakan kaki kanan. Titik tertinggi dari martil adalah posisi 180°. jumlah putaran bisa tiga atau empat kali. Saat melakukan putaran keempat, awali dengan putaran jari kaki. Dalam setiap putaran, sudut lontaran akan meningkat saat jumlah jarak tiap-tiap putaran menurun. Gerakan terakhir tidak ber­beda dengan putaran-putaran sebelumnya, hanya lutut membentuk posisi 90°.