Jumat, 13 Desember 2013

Fungsi Kutipan dan Unsur-Unsur Catatan Kaki

        Kutipan berfungsi untuk menegaskan isi uraian atau untuk membuktikan apa yang diketengahkan. Penggunaan kutipan-kutipan tersebut membuat suatu karya tulis menjadi lebih akurat dan dapat dipercaya.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal atau mempunyai nama besar, baik yang terdapat dalam buku maupun majalah.
        Kutipan yang akan disajikan dalam karya tulis dibedakan menjadi dua macam, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan menuliskan kata demi kata,
kalimat demi kalimat secara lengkap dari teks asli. Sebaliknya, dalam kutipan tidak langsung yang ditulis hanya inti sari atau ikhtisar pendapat ahli.
         Kutipan-kutipan tersebut harus dijelaskan mengenai sumber asalnya pada catatan kaki. Catatan kaki tidak semata-mata dimaksudkan untuk menunjuk sumber tempat terdapatnya kutipan, tetapi juga dapat dipakai untuk memberi keterangan lainnya terhadap isi karya tulis. Oleh sebab itu, catatan kaki dan bagian dari karya tulis tersebut mempunyai hubungan yang erat.

       Hubungan antara catatan kaki dan bagian karya tulis biasanya dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama baik dalam catatan kaki ataupun bagian tulis. Selain itu, dapat juga digunakan tanda asterik atau tanda bintang (*). Nomor atau tanda tersebut diletakkan pada akhir kutipan. Selanjutnya, sumber-sumber kutipan tersebut diletakkan pada bawah teks sebuah karya tulis atau karangan.

       Unsur-unsur catatan kaki adalah nama pengarang, judul buku atau artikel, data publikasi, jilid, dan nomor halaman. Ada bermacam-macam aturan penulisan catatan kaki.
1. Referensi pada buku dengan seorang pengarang
_____________________________________________________________
2Harimurti Kridalaksana, Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia
(Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 67.
2. Referensi pada buku dengan dua atau tiga pengarang
_____________________________________________________________
2L. Gottschalk, C. Kluckhohn, R. Angell, The Use Personal Document in
History, Anthropology and Sociology (New York: Social Science Research
Council, 1945), hlm. 83–173.
3. Referensi pada artikel majalah
_____________________________________________________________
3Agus Hidayat, Deffan Purnama, Ramdi, ”Balas Dendam Si Pasang
Merah,” Tempo (Mei 2004), hlm. 92–93.
4. Referensi pada artikel di surat kabar harian
_____________________________________________________________
4Tajuk Rencana dalam Kompas, 14 Januari 2005, hlm. 4.
5P.C. Siswantoko, ”Pluralisme dan Dialog Kehidupan,” Kompas,
20 Desember 2004, hlm. 41.
5. Referensi dalam Ensiklopedia
_____________________________________________________________
6Robert Ralph Bolgar, ”Rhetoric,” Encyclopedia Britannica (1970), XIX,
hlm. 257–260.

Unsur-Unsur Pementasan Drama

        Dalam pementasan drama terdapat unsur-unsur drama yang mendukung pementasan. Saat menonton pementasan drama Anda dapat menilai hal-hal yang terkait dengan pementasan drama. Hal-hal yang terkait dengan pementasan drama sebagai berikut.

1. Tata Rias
    Tata rias dapat memberikan bantuan kepada pemain untuk membuat perubahan pada wajah pemain sesuai dengan karakter yang akan diperankan. Misalnya, mengubah pemain yang masih muda menjadi nenek tua.

2. Pakaian atau Kostum
    Pakaian atau kostum dapat mendukung pemain untuk memerankan karakter yang diperankan. Misalnya, pemain menggunakan baju kotor dan compang-camping untuk memerankan tokoh pengemis.

3. Tata Panggung
    Tata panggung menggambarkan latar cerita drama. Misalnya, dipanggung terdapat lampu minyak dan beberapa kursi tamu berarti cerita drama yang dipentaskan mempunyai latar tempat di ruang tamu pada saat malam hari.

4. Tata Bunyi
    Tata bunyi akan membantu menggambarkan situasi yang terjadi dalam pementasan drama. Misalnya, saat pementasan terdengar suara jangkrik berarti suasana saat pementasan drama sedang sunyi sehingga hanya suara jangkrik yang terdengar.

Selain hal-hal yang terkait dengan pementasan drama, Anda dapat menilaihal-hal berikut.
1. Penjiwaan pemain dalam memerankan karakter yang dimainkan.
2. Ekspresi yang digunakan pemain.
3. Gerak-gerik pemain.
4. Lafal yang digunakan pemain.
5. Intonasi yang digunakan pemain.
6. Volume suara yang digunakan pemain.

Contoh Surat Dagang


MR Kios Beras Mulia Restu
Jalan Jend. Sudirman 50, Ajibarang

                                                                                                                              27 Agustus 2007
Perihal: Permintaan beras

Yth. Manajer Penjualan UD Angkasa Raya
Jalan Ahmad Yani 67, Purwokerto

Dengan hormat,
Sehubungan dengan surat perkenalan Bapak pada tanggal 8 Agustus 2007, kami tertarik untuk memesan beras yang Bapak tawarkan. Kami memutuskan untuk memesan beras sebagai berikut.
1. Beras Mentik wangi 14 kuintal
2. Beras Rojolele 15 kuintal
3. Beras IR 64 13 kuintal
Beras yang kami pesan mohon dikirimkan ke alamat kami. Kios Beras Mulia Restu, Jalan Jenderal Sudirman No. 50, Ajibarang. Kami berharap beras tersebut dapat kami terima sebelum tanggal 1 September 2007. Kami akan membayar beras pesanan kami setelah beras pesanan sampai di alamat kami. Terima kasih atas
perhatian Bapak.

Hormat kami,



 Agus Fitriyo Nugroho


Kios Beras Mulia Restu

Proposal (Unsur-Unsur Proposal dan Contoh Proposal)

Unsur-Unsur Proposal
        Proposal disebut juga usulan kegiatan. Proposal adalah rencana kegiatan yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Proposal diajukan dengan tujuan mendapatkan izin atau persetujuan atas kegiatan yang akan dilaksanakan. Adakalanya proposal diajukan untuk memohon bantuan dana. Isi proposal harus menampilkan hal atau masalah yang diusulkan dengan baik agar dapat meyakinkan penerima proposal untuk menyetujui proposal tersebut.

Unsur-unsur dalam proposal sebagai berikut:
1. Pendahuluan (Latar Belakang Masalah)
    Pendahuluan dalam proposal berisi latar belakang masalah yang menjadi dasar diadakannya suatu kegiatan. Oleh karena itu, latar belakang menguraikan dengan jelas dan singkat pokok permasalahan.
Latar belakang masalah harus berdasarkan isi dan tujuan proposal. Latar belakang masalah juga menunjukkan pentingnya permasalahan tersebut untuk segera diselesaikan. Anda perlu tahu bahwa ada juga
proposal yang tidak mencantumkan latar belakang. Akan tetapi, dalam proposal tersebut dicantumkan dasar pemikiran.
2. Masalah atau Perumusan Masalah
    Masalah yang diungkapkan harus berkaitan dengan objek penelitian atau kegiatan. Penetapan masalah harus berdasarkan apa yang digambarkan dalam bagian pendahuluan, dasar pemikiran, atau latar belakang.
3. Tujuan
    Tujuan mengungkapkan maksud diadakan kegiatan atau acara.
4. Sasaran
    Sasaran mengungkapkan ditujukan kepada siapa kegiatan tersebut dilakukan.
5. Pelaksanaan atau Teknik Pelaksanaan
    Teknik pelaksanaan adalah cara menyelesaikan permasalahan yang diajukan dalam proposal. Teknik pelaksanaan ini disampaikan untuk meyakinkan penerima proposal bahwa permasalahan tersebut dapat diselesaikan secara logis dan tepat.
6. Jadwal Pelaksanaan
    Jadwal pelaksanaan dibuat berdasarkan waktu, jenis kegiatan, dan orang yang menangani kegiatan. Jadwal pelaksanaan ini memberikan gambaran tentang kegiatan dari awal hingga akhir.
7. Anggaran
   Anggaran adalah biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang diungkapkan dalam proposal. Bagian ini menyajikan anggaran yang diperlukan secara efisien, objektif, dan logis. Artinya, biaya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang diperlukan.
Biaya yang diperlukan dirinci berdasarkan jenis kegiatan dan memerhatikan harga yang sesuai.
8. Penutup
    Penutup berisi kesimpulan, rangkuman, dan harapan terhadap apa yang disampaikan. Selain itu, penutup juga berisi tempat, tanggal penyusunan proposal, dan tanda tangan serta nama penanggung jawab proposal.

Contoh Proposal:  


Proposal Kegiatan
Pertandingan Persahabatan Sepak Bola SMA Karya Bangsa

A. Pendahuluan
     Sepak bola merupakan olahraga yang diminati banyak orang, termasuk para pelajar. Bahkan, hampir setiap anak lelaki menyukai permainan sepak bola. Di berbagai tempat mudah ditemukan anak laki-laki atau pria dewasa yang bermain sepak bola. Tidak harus di lapangan sepak bola sesungguhnya mereka bermain sepak bola, tetapi mereka dapat memanfaatkan tanah-tanah kosong atau lapangan sekolah. Selain itu, hampir setiap tayangan pertandingan sepak bola baik nasional maupun internasional yang ditayangkan di televisi ditonton berjuta-juta orang. Itu menandakan bahwa olahraga sepakbola merupakan olahraga favorit.
    Salah satu ciri khas olahraga sepak bola memerlukan banyak pemain. Dalam satu permainan diperlukan 22 orang pemain dari dua kelompok. Dalam waktu dua kali 45 menit para pemain berusahan untuk memasukkan bola ke gawang lawan.
    Karena memerlukan banyak pemain, olahraga sepak bola sangat sesuai dijadikan sarana menggalang persahabatan. Caranya dengan mengadakan kegiatan pertandingan sepak bola. Kegiatan pertandingan ini diharapkan perkenalan, pergaulan, dan persahabatan antarpemain dalam satu kelompok bahkan antartim tergalang dengan baik.
    SMA Karya Bangsa sangat memperhatikan persahabatan yang dapat digalang melalui kegiatan pertandingan sepak bola. Oleh karena itu, SMA Kartika Bangsa bermaksud mengadakan pertandingan sepak bola sebagai sarana untuk menggalang persahabatan antarsiswa.

B. Perumusan Masalah
     SMA Karya Bangsa merupakan salah satu SMA yang peduli akan hubungan harmonis antarsiswa. Selama ini pergaulan siswa-siswinya dibatasi lokasi sekolah. SMA Karya Bangsa yang memiliki enam belas kelas ini menempati tiga lokasi yang tidak saling berdekatan. Setiap jenjang kelas menempati satu lokasi. Ini menyebabkan pergaulan yang terjadi hanyalah antarsiswa di jenjang yang sama. Kelas X hanya bergaul dengan sesama kelas X. Begitu juga dengan siswa kelas XI dan XII hanya mengenal teman-teman sejenjang.
    Keadaan ini tentu sangat memprihatinkan para guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu, pertandingan sepak bola diadakan.
Pertandingan tersebut diadakan untuk mengatasi permasalahan berikut.
1. Bagaimana cara membina kerukunan antarsiswa SMA Karya Bangsa yang tidak berada dalam satu lokasi?
2. Bagaimana cara mencari pemain sepak bola yang muda dan berbakat?

C. Tujuan
     Tujuan diadakan pertandingan sepak bola SMA Karya Bangsa antara lain sebagai berikut.
1. Menjalin dan membina kerukunan antarsiswa SMA Karya Bangsa yang tidak berada dalam satu lokasi.
2. Membentuk tim sepak bola yang andal SMA Karya Bangsa.

D. Sasaran
     Sasaran kegiatan ini siswa SMA Karya Bangsa baik kelas X, XI, maupun kelas XII.

E. Pelaksanaan
    Teknik pelaksanaan pertandingan sepak bola dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Setiap kelas mengirimkan satu tim.
2. Diadakan pengambilan undian permainan yang dimulai dari awal pertandingan, perempat final, semifinal, dan final.
3. Pelaksanaan pertandingan sepak bola.
4. Pengumuman pemenang dan acara ramah tamah.

F. Jadwal Pelaksanaan
    (sobat cantumkan sendiri ya)

G. Anggaran Pelaksanaan

H. Penutup
     Demikian proposal ini kami ajukan. Semoga proposal ini dapat disetujui.

                                                                                                                 Surabaya, 27 Agustus 2007  


      Agung Sasmito                                                                                                  Dewi Lestari
        Ketua Panitia                                                                                                     Sekretaris

                                                                            Mengetahui,


                                                                          Imam Prayoga
                                                        Pembina OSIS SMA Karya Bangsa

(source: bse b.indonesia x)

Hikayat (Unsur Intrinsik dan Ektrinsik Hikayat)

       Hikayat merupakan karya sastra yang berasal dari semenanjung Melayu. Bahasa dalam hikayat kadang-kadang sulit dipahami karena diceritakan dengan bahasa Melayu. Saat ini sudah banyak kata dalam hikayat yang sudah tidak digunakan dalam percakapan atau tulisan seharihari.

       Cerita hikayat dimulai dengan kata-kata sebermula, arkian, syahdan, alkisah, hatta, atau tersebutlah. Kata-kata seperti itu sudah tidak digunakan saat ini, kecuali kata tersebutlah. Cerita hikayat juga didukung unsur
intrinsik dan ekstrinsik.

1. Unsur Intrinsik
    Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur intrinsik meliputi beberapa hal berikut.
a. Plot atau alur merupakan rangkaian peristiwa yang mengandung hubungan sebab akibat.
b. Tema merupakan gagasan atau ide sentral yang menjadi pangkal tolak penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran karangan tersebut.
d. Penokohan berkaitan dengan sifat-sifat tokoh yang digambarkan dalam cerita oleh pengarang.
c. Tokoh merupakan individu yang ada dalam karya sastra.
e. Amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastra.
f. Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah karya sastra.
g. Sudut pandang merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah karya sastra.

2. Unsur Ekstrinsik
    Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar sastra, namun tetap memengaruhi karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
a. religi,
b. latar belakang sosial budaya pengarang,
c. latar belakang pendidikan pengarang,
d. adat istiadat, dan
e. status ekonomi.

Rabu, 11 Desember 2013

Contoh Surat Perjanjian Jual-Beli

Surat Perjanjian Jual Beli

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama    : Satriyo Wibowo
Jabatan  : Manajer penjualan UD Angkasa Raya
Alamat   : Jalan Ahmad Yani No. 67, Purwokerto

Selanjutnya disebut pihak pertama:
Nama    : Agus Fitriyo Nugroho
Jabatan  : Pemilik Kios Beras Mulia Restu
Alamat   : Jalan Jend. Sudirman No. 50, Ajibarang

Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua.
Pada hari Rabu, tanggal 29 Agustus 2007 kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan perjanjian jual beli beras dengan ketentuan sebagai berikut.

Pasal Satu
Pihak pertama menyetujui untuk menyediakan serta menjual beras kepada
pihak kedua setiap bulan sesuai pesanan pihak kedua.
Pasal Dua
Pihak pertama akan mengirimkan beras kepada pihak kedua sampai di
toko pihak kedua tanpa ada biaya tambahan.
Pasal Tiga
Pihak kedua akan membayar pesanan beras kepada pihak pertama setelah
beras pesanannya sampai di toko.
Pasal Empat
Jika dalam perjanjian ini timbul suatu persoalan, persoalan itu akan
diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, bila ternyata gagal, persoalan
ini akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku.
Pasal Lima
Surat perjanjian ini dibuat di atas kertas bermeterai Rp6.000,00 dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak tanpa ada suatu paksaan. Surat
perjanjian ini dibuat rangkap dua dengan kekuatan hukum yang sama dan
masing-masing dipegang oleh pihak pertama dan pihak kedua.

Dibuat di : Purwokerto
Tanggal : 29 Agustus 2007

Pihak Pertama                                                                                                           Pihak Kedua


Satriyo Wibowo                                                                                                 Agus Fitriyo Nugroho
Manajer Penjualan UD Angkasa Raya                                                         Pemilik Kios Beras Mulia

(bse b.indonesia)

Unsur Intrinsik Drama

       Drama merupakan salah satu bentuk karya sastra dalam kesastraan Indonesia. Unsur-unsur intrinsik drama sebagai berikut.

1. Tokoh
    Tokoh adalah individu atau seseorang yang menjadi pelaku cerita. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, usia, jenis kelamin, tipe fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaan.
Tokoh-tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan seperti berikut ini.
a. Berdasarkan sifatnya, tokoh diklasifikasikan sebagai berikut.
   1) Tokoh protagonis yaitu tokoh utama yang mendukung cerita.
   2) Tokoh antagonis yaitu tokoh penentang cerita.
   3) Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.
b. Berdasarkan peranannya, tokoh diklasifikasikan menjadi tiga.
   1) Tokoh sentral yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan dalam drama. Tokoh sentral merupakan penyebab terjadinya konflik. Tokoh sentral meliputi tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
   2) Tokoh utama yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai perantara tokoh sentral. Dalam hal ini adalah tokoh tritagonis.
   3) Tokoh pembantu yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rangkai cerita.
Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua drama menampilkan kehadiran tokoh pembantu.

2. Perwatakan/Penokohan
    Perwatakan disebut juga penokohan. Perwatakan/penokohan adalah penggambaran sifat batin seseorang tokoh yang disajikan dalam cerita. Perwatakan tokoh-tokoh dalam drama digambarkan melalui dialog, ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh.
Watak para tokoh digambarkan dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut.
a. Keadaan Fisik
    Keadaan fisik tokoh digambarkan melalui umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, suku, bangsa, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus/gemuk, atau suka senyum/cemberut.
b. Keadaan Psikis
    Keadaan psikis tokoh meliputi: watak, kegemaran, mental, standar moral, temperamen, ambisi, psikologis yang dialami, dan keadaan emosi.
c. Keadaan Sosiologis
    Keadaan sosiologis tokoh meliputi: jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, dan ideologi.

3. Setting atau Latar
    Setting atau tempat kejadian cerita sering disebut juga latar cerita.
Setting meliputi tiga dimensi.
a. Setting tempat
    Setting tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Setting tempat berhubungan dengan setting ruang dan waktu.
b. Setting waktu
    Setting waktu adalah waktu/zaman/periode sejarah terjadinyacerita dalam drama. Setting waktu juga terjadi di waktu siang, pagi, sore, ataupun malam.
c. Setting suasana
    Setting suasana adalah suasana yang mendukung terjadinya cerita.
Setting cerita dapat didukung dengan tata suara atau tata lampu saat pementasan drama.

4. Tema
    Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema yang biasa diangkat dalam drama meliputi masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotisme, perikemanusiaan, dan renungan hidup.

5. Amanat atau Pesan Pengarang
    Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya (termasuk drama). Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama. Amanat bersifat kias subjektif dan umum, sedangkan tema bersifat lugas, objektif, dan khusus. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.

6. Dialog (Percakapan)
    Ciri khas naskah drama berbentuk cakapan atau dialog. Dialog yang ditulis oleh pengarang naskah drama akan diucapkan di atas panggung jika dipentaskan.

Berikut ini beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.
a. Dialog harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena drama merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.
b. Ragam bahasa dalam dialog drama menggunakan bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis.
c. Diksi (pilihan kata) yang digunakan dalam drama harus berhubungan dengan konflik dan plot.
d. Dialog dalam naskah drama juga harus bersifat estetis, artinya memiliki bahasa yang indah.
e. Dialog harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik watak secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis.

7. Konflik
    Konflik adalah pertentangan atau masalah dalam drama. Konflik dibedakan menjadi dua, konflik eksternal dan internal.
a. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya.
b. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.

Minggu, 08 Desember 2013

Kalimat Ambigu (Pengrtian dan Contoh Kalimat Ambigu)

       Untuk memahami kalimat ambigu, perhatikancontoh dibawah ini:
Kami berharap agar hadirin menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan ribu ini.

       Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas merupakan salah satu contoh frasa ambigu. Ambigu adalah kata, frasa, atau kalimat yang mempunyai arti lebih dari satu atau bermakna ganda. Ambigu secara struktural atau ketatabahasaan sudah tepat, tetapi artinya menimbulkan makna ganda.    
       Dalam bahasa lisan, penafsiran ambigu tidak akan terjadi karena ada pembedaan cara mengucapkannya. Akan tetapi, dalam bahasa tulis penafsiran ganda ini dapat saja terjadi jika penanda-penanda ejaan tidak lengkap.
Frasa ratusan ribu mempunyai dua arti.
1. Ratusan/ribu = seratus lembar ribuan.
2. Ratusan ribu = satu lembar uang seratus ribu.

       Untuk menghindari keambiguan atau kesalahan penafsiran, sebaiknya kalimat tersebut dilengkapi dengan tanda hubung (-). Fungsi tanda hubung dalam penulisan kata-kata untuk menandai pembacaan frasa agar tidak menimbulkan keambiguan. Fungsi tanda hubung ini sama dengan fungsi garis miring (/) dalam penulisan kalimatnya. Tanda hubung diletakkan di antara kata yang dibaca dengan jeda.
Contoh:
Kami berharap agar hadirin menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan-ribu ini, atau
Kami berharap agar hadirin menyukseskan kegiatan yang telah memakan dana ratusan ribu ini.

Agar lebih jelas, perhatikan contoh kalimat ambigu berikut:
Mainan teman baru itu berwarna kuning.
Kalimat tersebut menimbulkan makna ganda pada frasa mainan teman baru.
1. mainan/teman baru = yang baru adalah teman.
2. mainan teman/baru = yang baru adalah mainan.
Agar tidak menimbulkan makna ganda, kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat berikut.
1. Mainan-teman baru itu berwarna kuning.
2. Mainan teman-baru itu berwarna kuning.
Cara membaca kalimat nomor 1 tersebut adalah setelah kata mainan diberi jeda. Pada kalimat nomor 2 jeda pembacaan dilakukan setelah kata baru. Jadi, frasa yang tidak ambigu pada kalimat nomor 1 adalah teman baru. Selanjutnya, pada kalimat nomor 2 frasa yang tidak ambigu adalah mainan teman.
Selain terjadi di dalam kalimat, ambiguitas dapat pula terjadi antarkalimat.

Contoh:
Ali bersahabat dengan Amin.
Dia sangat menyayangi adiknya.
Contoh di atas tidak diketahui secara jelas siapa menyayangi adik siapa sehingga kalimat tersebut mengandung ambiguitas. Tidak jelas siapa yang dimaksud dengan dia dan adiknya dalam kalimat Dia sangat menyayangi adiknya. Kalimat di atas akan menjadi jelas jika diubah menjadi seperti berikut.
Ali bersahabat dengan Amin.
Ali sangat menyayangi adik Amin.

Artikel Lainnya Tentang Kalimat dan Paragraf ^__^ :
1.Kalimat Deduktif, Induktif, Deduksi/Kombinasi/Campuran, Inerasi, dan Tanpa Kalimat Utama

Sambutan (Pokok-Pokok Sambutan)

      Sambutan merupakan jenis pidato yang disampaikan secara tertulis atau lisan. Sambutan disampaikan oleh orang tertentu karena jabatan atau kedudukannya. Sambutan dapat didengarkan dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh sekolah atau tempat tinggal Anda. Kepala sekolah atau ketua panitia akan memberikan sambutan saat mengadakan peringatan hari besar nasional atau kegiatan yang lain.

Untuk memahami isi sambutan dengan melakukan langkah langkah berikut.
1. Mendengarkan isi sambutan dengan saksama.
2. Mencatat isi pokok sambutan.
   a. Pembukaan yang meliputi:
      1) ucapan puji syukur,
      2) ucapan terima kasih, dan
      3) tujuan.
  b. Isi pokok yang meliputi:
     1) latar belakang materi atau permasalahan,
     2) uraian materi pokok.
  c. Penutup yang meliputi:
     1) kesimpulan,
     2) harapan-harapan,
    3) permohonan maaf, dan
    4) permohonan doa restu.

       Untuk mengubah pokok-pokok isi sambutan menjadi informasi yang berbentuk paparan. Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Menemukan pokok-pokok isi sambutan.
2. Menghubungkan pokok-pokok isi sambutan tersebut dengan menggunakan kata penghubung.
3. Mengembangkan pokok-pokok isi sambutan dalam beberapa kalimat.

Pembakaran Keramik/ Gerabah

       Membakar benda yang terbuat dari tanah liat tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini dibutuhkan teknik dan media yang tepat. Hal ini dilakukan pada keramik atau gerabah yang telah dibuat tidak mengalami keretakan atau bahkan pecah.

Pertama-tama benda gerabah yang telah selesai dibuat harus dikeringkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar kandungan air pada benda tersebut menguap dan kandungan airnya rata. Cara pengeringannya cukup sederhana yaitu cukup disimpan di atas rak terbuka dan diangin-anginkan. Setelah beberapa hari,
gerabah dijemur di terik matahari hingga betul-betul kering (kering disini bersifat sementara karena kalau terkena air atau udara lembab maka tanah akan kembali lembek). Setelah kering, barulah gerabah dibakar dengan cara langsung atau menggunakan alat lain berupa tungku (oven/kiln).
 Pada umumnya pembakaran keramik dikenal dengan istilah bakar biskuit (untuk jenis keramik teraccota) atau bakar sederhana dan bakar glasir (untuk keramik berglasir).

Berdasarkan suhu bakarnya gerabah/keramik digolongkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Earthenware, yaitu jenis keramik yang memiliki suhu matang antara 900–1100 oC. Jenis ini memiliki daya serap 10–5%.
2. Stoneware, yaitu keramik yang memiliki suhu matang sekitar 1200oC. Jenis ini memiliki daya serap antara 2–5% dan memiliki kekerasan seperti halnya batu.
3. Porselen, yaitu keramik yang mamiliki suhu matang sekitar 1260oC dan memiliki daya serap 0 hingga 1%.     Bahan ini banyak digunakan untuk bahan industri bangunan mengingat kekerasan dan kestabilannya.

Berikut ini macam-macam tungku pembakaran keramik menurut bahan bakarnya.
1. Tungku dengan bahan bakar listrik
    Tungku ini menggunakan bahan bakar listrik. Panas yang dihasilkan oleh tungku ini bisa diatur disesuaikan dengan kebutuhan benda yang dibakar.
2. Tungku dengan bahan bakar minyak tanah
    Pada tungku bahan bakar minyak tanah biasanya terdapat selang yang menghubungkan bagian pembakaran dengan minyak tanah. Tungku ini
biasanya digunakan untuk membakar keramik berjenis stoneware.
3. Tungku ladang dengan bahan bakar sekam, jerami, dan bambu
    Tungku ini merupakan tungku tradisional yang selalu dipakai dalam pembuatan gerabah/keramik dengan mutu rendah dan dalam jumlah yang banyak. Tungku ini biasanya dibuat dengan menggali lubang terlebih dahulu, kemudian ditimbun dengan sekam, lalu dibakar. Hasil yang didapatkan kadang-kadang berwarna kehitaman/gosong. Tungku ini banyak dipergunakan dalam pembuatan kendi, genting bermutu rendah, dan batu-bata merah.
4. Tungku dengan bahan bakar gas
    Tungku ini mirip dengan tungku listrik hanya bahan bakar yang digunakan menggunakan gas. Sumber panas dihasilkan dari tabung gas yang dialirkan pada logam penampang. Hasilnya sangat bagus dan tekanannya sangat tinggi. Tungku ini dapat dipakai untuk membuat gerabah/keramik mutu tinggi
bahkan keramik glasir.

Info==>>>
• Gerabah ini terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar dengan suhu tertentu.
• Kerajinan gerabah di Indonesia telah dikenal sejak zaman Neolitikum (zaman prasejarah/zaman batu baru) sekitar 3000 – 1100 SM.
• Gerabah juga dikenal dengan istilah tembikar atau keramik.
• Gerabah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia berupa barang pecah belah seperti tempayan, periuk, belanga, kendi, dan celengan.
• Peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah, antara lain pisau cukil yang terbuat dari kayu/bambu, sundip yang terbuat dari kawat, butsir dengan tangkai kayu, tali pemotong, meja putaran (subang pelarik), kayu salab atau kayu rol penggilas, dan pisau.
• Teknik-teknik yang biasanya digunakan oleh pembuat gerabah atau keramik antara lain teknik lempeng, teknik pijat, teknik pilin, teknik putar, teknik cetak tekan, dan teknik tuang.
• Berdasarkan suhu bakarnya, gerabah/keramik digolongkan menjadi tiga macam, yaitu earthenware, stoneware, dan porselen.
• Macam-macam tungku pembakaran keramik menurut bahan bakarnya adalah tungku dengan bahan bakar listrik, tungku dengan bahan bakar minyak tanah, tungku ladang dengan bahan bakar sekam, jerami, dan bambu, dan tungku dengan bahan bakar gas.

Seni Kriya Gerabah (Teknik dalam membuat Gerabah)

      Gerabah merupakan salah satu hasil dari seni terapan. seni terapan merupakan seni yang hasilnya memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sebagai contoh, gerabah memiliki fungsi sebagai perkakas atau alat-alat rumah tangga. Gerabah ini terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar dengan suhu tertentu.
Kerajinan gerabah di Indonesia telah dikenal sejak zaman Neolitikum (zaman prasejarah/zaman batu baru) sekitar 3000–1100 SM. Gerabah juga dikenal dengan istilah tembikar atau keramik. Gerabah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia berupa barang pecah belah seperti tempayan, periuk, belanga, kendi, dan celengan. Teknik pembuatan gerabah pada saat itu sangat terbatas dan sederhana. Proses akhir dari
pembuatan gerabah adalah pembakaran suhu rendah dengan menggunakan jerami atau sabut kelapa.

       Sampai saat ini seni pembuatan gerabah masih bertahan di beberapa daerah di Indonesia, terutama di desa-desa. Teknik pembuatannya pun masih sederhana dan tradisional. Tujuan dari pembuatan gerabah ini pun masih hanya untuk keperluan masyarakat sehari-hari, yaitu benda-benda praktis. Belum banyak pengrajin gerabah yang menunjukkan suatu usaha untuk menciptakan gerabah yang bernilai estetis.
Berikut ini beberapa hasil seni gerabah yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia beserta fungsinya.
1. Kendi berfungsi sebagai tempat menyimpan air minum.
2. Periuk berfungsi sebagai alat untuk memasak nasi.
3. Belanga berfungsi sebagai alat untuk memasak sayur.
4. Tempayan berfungsi sebagai alat untuk menyimpan beras atau air.
5. Anglo berfungsi sebagai alat untuk memasak (serupa dengan kompor).
6. Celengan berfungsi sebagai tempat menyimpan uang.

      Selain gerabah yang dibuat secara tradisional, ada pula gerabah yang sudah dibuat dengan memerhatikan efek seni. Gerabah tersebut merupakan gerabah modern yang dikelola secara profesional. Kualitas barang yang dihasilkan pun dapat dibanggakan. Hal itu dapat dilihat dari pemilihan bahan dasar, desain, ragam hias, serta proses akhir pembuatannya.
Motif hias pada gerabah masih sangat sederhana. Hiasan ini biasanya lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan alam dan budaya setempat. Beberapa motif yang biasanya terdapat pada gerabah antara lain motif geometris, anyaman, tumpal, pilin tunggal, pilin berganda, dan meander. Selain itu ada juga motif
yang mendapat pengaruh luar seperti motif awan, burung phoenix, swastika, dan matahari. Teknik yang digunakan untuk membuat motif tersebut biasanya dengan cara ditoreh, dicungkil, dipukul, dan ditempel.
Seni membuat gerabah banyak terdapat di Indonesia. Hampir di setiap pulau di Indonesia memiliki seni membuat gerabah. Daerah-daerah tersebut antara lain Plered (Purwakarta), Sitiwangun (Cirebon), Kasongan (Yogyakarta), Banjarnegara (Bandung), Kapal (Bali), Mayong (Jepara), Klampok (Purwokerto), Jatiwangi (Majalengka), Dinoyo (Malang), Lombok (Nusa Tenggara Barat), dan Takalar
(Sulawesi Selatan).

Teknik Pembuatan Gerabah

       Bahan dasar yang digunakan untuk membuat gerabah adalah tanah liat.
Sebelum dibuat gerabah, tanah liat tersebut diproses terlebih dahulu dalam beberapa tahapan. Selain itu, ada juga bahan tambahan lain, yaitu kaolin. Tanah liat yang sudah siap kemudian dibentuk dengan tangan langsung atau menggunakan alat putar.
Bentuk gerabah yang akan dibuat disesuaikan dengan fungsi benda tersebut saat digunakan. Ada gerabah yang digunakan untuk alat memasak seperti periuk dan belanga, ada yang digunakan untuk menyimpan air atau beras seperti tempayan, ada yang digunakan untuk menyimpan air minum seperti kendi, dan ada yang digunakan untuk hiasan seperti guci dan vas bunga.
Peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah, antara lain pisau cukil yang terbuat dari kayu/bambu, sundip yang terbuat dari kawat, butsir dengan tangkai kayu, tali pemotong, meja putaran (subang pelarik), kayu salab atau kayu rol penggilas, dan pisau.
Dalam membuat benda yang terbuat dari bahan tanah liat diperlukan teknikteknik tertentu agar dalam prosesnya mudah dan efektif. Adapun teknik-teknik yang biasanya digunakan oleh pembuat gerabah atau keramik antara lain teknik lempeng, teknik pijat, teknik pilin, teknik putar, teknik cetak tekan, dan teknik
tuang.

1. Teknik Lempeng (Slabing)
    Teknik lempeng (slabing) merupakan teknik yang digunakan untuk membuat benda gerabah berbentuk kubistis dengan permukaan rata. Teknik ini diawali dengan pembuatan lempengan tanah liat dengan menggunakan rol kayu penggilas. Setelah menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama, kamu dapat memotong dengan pisau atau kawat sesuai dengan ukuran yang kamu inginkan. Selanjutnya, kamu
dapat membuat menjadi bentuk kubus atau persegi. Kemudian, tahap akhir diberi hiasan dengan cara ditoreh pada saat tanah setengah kering.

2. Teknik Pijat (Pinching)
    Teknik pijat (pinching) merupakan teknik membuat keramik dengan cara memijat tanah liat langsung menggunakan tangan. Tujuan dari penggunaan teknik ini adalah agar tanah liat lebih padat
dan tidak mudah mengelupas sehingga hasilnya akan tahan lama. Proses pijat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Ambil segumpal tanah liat plastis.
b. Tanah liat tersebut diulet-ulet dan dipijitpijit dengan ibu jari sambil dibentuk sesuai dengan bentuk benda yang kamu inginkan.
c. Haluskan menggunakan kuas atau kain halus.

3. Teknik Pilin (Coiling)
    Teknik pilin (coiling) adalah cara membentuk tanah liat dengan bentuk dasar tanah liat yang dipilin atau dibentuk seperti tali. Cara melakukan teknik ini adalah segumpal tanah liat dibentuk pilinan dengan kedua telapak tangan. Ukuran tiap pilinan disesuaikan dengan ukuran yang kamu inginkan. Panjangnya pilinan juga
disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian, pilinan tanah liat tersebut kamu susun secara
melingkar sehingga menjadi bentuk yang kamu inginkan. Jangan lupa tiap susunan ditekan dan tambahkan air supaya menempel.

4. Teknik Putar (Throwing)
    Untuk membuat gerabah dengan teknik putar (throwing), kamu memerlukan alat bantu berupa subang pelarik atau alat putar elektrik. Cara melakukan teknik ini adalah dengan mengambil segumpal tanah liat
yang plastis dan lumat. Setelah itu, taruhlah tanah liat di atas meja putar tepat di tengahtengahnya.
Lalu, tekan tanah liat dengan kedua tangan sambil diputar. Bentuk tanah liat sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Teknik putar umumnya menghasilkan benda berbentuk bulat atau silindris.

5. Teknik Cetak Tekan (Press)
    Teknik cetak tekan dilakukan dengan menekan tanah liat yang bentuknya disesuaikan dengan cetakan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dengan waktu yang cepat.

6. Teknik Cor atau Tuang
    Teknik cor atau tuang digunakan untuk membuat gerabah dengan menggunakan acuan alat cetak. Tanah liat yang digunakan untuk teknik ini adalah tanah liat cair. Cetakan ini biasanya terbuat dari gips. Bahan gips digunakan karena gips dapat menyerap air lebih cepat sehingga tanah liat menjadi cepat kering.

Info==>>
      Pengolahan Tanah Liat Tanah liat yang baik untuk digunakan sebagai bahan dasar membuat gerabah adalah tanah liat yang berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat dipersiapkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk membuat gerabah. Pertama-tama, tanah liat disimpan di suatu tempat, kemudian disiram air hingga basah merata. Setelah itu, tanah liat didiamkan selama satuhingga dua hari. Lalu, tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat. Ada dua cara penggilingan, yaitu secara manual dan mekanis. Penggilingan manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Adapun secara mekanis, tanah liat digiling dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses giling manual. Tanah liat yang sudah digiling ini sudah siap untuk digunakan
membuat gerabah.

Kamis, 05 Desember 2013

Lari Jarak Menengah (makalah Olahraga Lari/ Teknik Lari Jarak Menengah)

       Gerakan lari jarak menengah (800 m, 1500 m, 3000 m) sedikit berbeda dengan gerakan lari
jarak pendek (sprint). Perbedaannya terutama pada cara kaki menapak. Pada lari jarak menengah, kaki menapak pada ujung tumit kaki dan menolak dengan ujung kaki.
       Sedangkan lari jarak pendek, menapak dengan ujung-ujung kaki, tumit sedikit sekali menyentuh tanah. Di samping itu, lari jarak menengah dilakukan dengan gerakan-gerakan lebih ekonomis untuk menghemat tenaga.

      
Teknik-teknik lari jarak menengah
    Berikut ini teknik-teknik lari jarak menengah.
1) Start
    Teknik start yang umum digunakan oleh pelari jarak menengah adalah start berdiri, kecuali pada lari jarak 800 meter ada yang menggunakan start jongkok.
Cara melakukan start berdiri sebagai berikut.
a) Sikap permulaan
    Pada waktu aba-aba “bersedia”, pelari maju ke depan dengan menempatkan salah satu kakinya di belakang garis start (kaki kiri) dengan lutut agak dibengkokkan, kaki yang lain (kaki kanan) di belakang lurus. Badan condong ke depan, berat badan berada pada kaki kiri. Kedua lengan tergantung lemas dengan siku sedikit agak dibengkokkan berada di dekat badan.
Pandangan ke depan dengan leher dalam keadaan lemas.
b) Pelaksanaan
    Pada waktu aba-aba “ya” atau bila pada perlombaan mendengar bunyi tembakan pistol start, maka pelari
berlari secepat-cepatnya dengan menolakkan dan melangkahkan kaki kanan ke depan, bersamaan dengan
mengayunkan tangan kiri ke depan dan tangan kanan ke belakang.

2) Teknik lari
    Gerakan teknik lari jarak menengah pada dasarnya sama atau hampir sama dengan gerakan teknik lari jarak pendek. Namun, pada lari jarak menengah menuntut pelari mampu berlari cepat dan lebih lama. Teknik lari jarak menengah sebagai berikut.
a) Pada saat akan menapakkan kaki pada tanah atau lintasan, dimulai dari ujung kaki ke tumit dan terus menolak lagi dengan ujung kaki.
b) Lutut diangkat tidak terlalu tinggi atau lebih rendah bila dibandingkan dengan lari jarak pendek.
c) Gerakan lengan lebih ringan, artinya tidak sekuat seperti pada lari jarak pendek.
d) Lengan digerakkan atau diayun mulai dari bahu, dengan gerakan agak ke samping sedikit dari bahu itu.
e) Badan agak condong ke depan antara 10-15o dari garis vertikal, tetapi jangan kaku (relaks).

3)Teknik melewati garis finish
    Teknik melewati garis finish pada lari jarak menengah sama seperti lari jarak pendek. Pemahaman dan penguasaan terhadap teknik gerakan melewati garis finish penting dimiliki oleh setiap pelari. Tujuannya adalah untuk menjaga bila pada saat memasuki garis finish ada beberapa pelari bersamaan.