Minggu, 08 Desember 2013

Pembakaran Keramik/ Gerabah

       Membakar benda yang terbuat dari tanah liat tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini dibutuhkan teknik dan media yang tepat. Hal ini dilakukan pada keramik atau gerabah yang telah dibuat tidak mengalami keretakan atau bahkan pecah.

Pertama-tama benda gerabah yang telah selesai dibuat harus dikeringkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar kandungan air pada benda tersebut menguap dan kandungan airnya rata. Cara pengeringannya cukup sederhana yaitu cukup disimpan di atas rak terbuka dan diangin-anginkan. Setelah beberapa hari,
gerabah dijemur di terik matahari hingga betul-betul kering (kering disini bersifat sementara karena kalau terkena air atau udara lembab maka tanah akan kembali lembek). Setelah kering, barulah gerabah dibakar dengan cara langsung atau menggunakan alat lain berupa tungku (oven/kiln).
 Pada umumnya pembakaran keramik dikenal dengan istilah bakar biskuit (untuk jenis keramik teraccota) atau bakar sederhana dan bakar glasir (untuk keramik berglasir).

Berdasarkan suhu bakarnya gerabah/keramik digolongkan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Earthenware, yaitu jenis keramik yang memiliki suhu matang antara 900–1100 oC. Jenis ini memiliki daya serap 10–5%.
2. Stoneware, yaitu keramik yang memiliki suhu matang sekitar 1200oC. Jenis ini memiliki daya serap antara 2–5% dan memiliki kekerasan seperti halnya batu.
3. Porselen, yaitu keramik yang mamiliki suhu matang sekitar 1260oC dan memiliki daya serap 0 hingga 1%.     Bahan ini banyak digunakan untuk bahan industri bangunan mengingat kekerasan dan kestabilannya.

Berikut ini macam-macam tungku pembakaran keramik menurut bahan bakarnya.
1. Tungku dengan bahan bakar listrik
    Tungku ini menggunakan bahan bakar listrik. Panas yang dihasilkan oleh tungku ini bisa diatur disesuaikan dengan kebutuhan benda yang dibakar.
2. Tungku dengan bahan bakar minyak tanah
    Pada tungku bahan bakar minyak tanah biasanya terdapat selang yang menghubungkan bagian pembakaran dengan minyak tanah. Tungku ini
biasanya digunakan untuk membakar keramik berjenis stoneware.
3. Tungku ladang dengan bahan bakar sekam, jerami, dan bambu
    Tungku ini merupakan tungku tradisional yang selalu dipakai dalam pembuatan gerabah/keramik dengan mutu rendah dan dalam jumlah yang banyak. Tungku ini biasanya dibuat dengan menggali lubang terlebih dahulu, kemudian ditimbun dengan sekam, lalu dibakar. Hasil yang didapatkan kadang-kadang berwarna kehitaman/gosong. Tungku ini banyak dipergunakan dalam pembuatan kendi, genting bermutu rendah, dan batu-bata merah.
4. Tungku dengan bahan bakar gas
    Tungku ini mirip dengan tungku listrik hanya bahan bakar yang digunakan menggunakan gas. Sumber panas dihasilkan dari tabung gas yang dialirkan pada logam penampang. Hasilnya sangat bagus dan tekanannya sangat tinggi. Tungku ini dapat dipakai untuk membuat gerabah/keramik mutu tinggi
bahkan keramik glasir.

Info==>>>
• Gerabah ini terbuat dari tanah liat yang kemudian dibakar dengan suhu tertentu.
• Kerajinan gerabah di Indonesia telah dikenal sejak zaman Neolitikum (zaman prasejarah/zaman batu baru) sekitar 3000 – 1100 SM.
• Gerabah juga dikenal dengan istilah tembikar atau keramik.
• Gerabah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia berupa barang pecah belah seperti tempayan, periuk, belanga, kendi, dan celengan.
• Peralatan yang digunakan untuk membuat gerabah, antara lain pisau cukil yang terbuat dari kayu/bambu, sundip yang terbuat dari kawat, butsir dengan tangkai kayu, tali pemotong, meja putaran (subang pelarik), kayu salab atau kayu rol penggilas, dan pisau.
• Teknik-teknik yang biasanya digunakan oleh pembuat gerabah atau keramik antara lain teknik lempeng, teknik pijat, teknik pilin, teknik putar, teknik cetak tekan, dan teknik tuang.
• Berdasarkan suhu bakarnya, gerabah/keramik digolongkan menjadi tiga macam, yaitu earthenware, stoneware, dan porselen.
• Macam-macam tungku pembakaran keramik menurut bahan bakarnya adalah tungku dengan bahan bakar listrik, tungku dengan bahan bakar minyak tanah, tungku ladang dengan bahan bakar sekam, jerami, dan bambu, dan tungku dengan bahan bakar gas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar