Rabu, 19 November 2014

Memindai Buku Berindeks (Contoh Indeks Buku)

       Daftar indeks merupakan daftar yang memuat istilah atau katakata penting yang digunakan oleh penulis dalam bukunya. Dalam suatu karangan ilmiah penulisan daftar indeks merupakan suatu persyaratan formal, sebagai suatu karangan ilmiah. Daftar indeks merupakan bagian pelengkap penutup karangan, sejajar dengan daftar pustaka atau bibliografi, apendiks atau lampiran. Oleh sebab  itu daftar indeks dapat kita temui pada akhir lembar-lembar karangan atau buku.
       Daftar indeks disusun secara alfabet dengan maksud untuk memudahkan dalam menggunakannya. Di belakang tiap istilah yang ditulis dalam daftar indeks dicantumkan angka-angka yang menunjukkan pada halaman berapa keterangan atau uraian mengenai istilah itu dapat kita temukan. Misalnya, dalam daftar indeks tertulis - adaptasi 35, 67, 150, maksudnya bahwa kata adaptasi beserta penjelasan-penjelasannya dapat kita temukan pada halaman 35, 67, dan 150 dalam karangan atau buku tersebut.

Contoh Indeks Buku:
Adaptasi, 129
Afirmatif, 21, 25
Akibat, 70, 110
Alibi, 114
Anekdot, 142, 151, 166
……………………………………… dst
Benar, 100
Biografi, 141
Bukti, 123
………………dst
Eksposisi, 3, 140, 152
Entimem, 58, 72
Evidensi, 4
……………………………………… dst

       Melalui daftar indeks tersebut, kita dapat mencari informasi atau penjelasan-penjelasan tentang suatu istilah. Misalnya, pada cuplikan daftar indeks buku Argumentasi dan Narasi tercantum kata anekdot, 142, 151, 166, maka kita dapat mencari penjelasan-penjelasan tentang kata anekdot pada halaman buku yang telah dicantumkan.

Contoh uraian dalam buku halaman 142.
...........................................................................................................
       Anekdot dan insiden sering berfungsi sebagai bagian saja dari autobiografi, biografi, atau sejarah. Sebagai bagian dari wacana naratif lainnya yang lebih panjang, keduanya mengisahkan suatu
rangkaian tindak-tanduk dalam suatu unit waktu sendiri. Karena tindak-tanduk dalam kedua jenis naratif ini terikat oleh suatu kesatuan waktu, maka keduanya dapat dikeluarkan dari induk
ceritanya tanpa mengganggu kesatuan cerita induknya itu. Sebab itu, anekdot dan insiden dapat ditulis sebagai narasi yang independen, cerita yang berdiri sendiri. Keduanya dapat berdiri
sendiri karena fungsinya sangat terbatas. Tetapi dalam banyak hal, keduanya muncul sebagai sebuah cerita pendek dalam suatu narasi yang lebih panjang, yang berfungsi menunjang narasi yang panjang itu dengan mengisi karakter dan detail-detail tertentu.
       Anekdot adalah semacam cerita pendek yang bertujuan menyampaikan karekteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau suatu hal lain. Anekdot yang menjadi bagian dari narasi yang lebih luas, sama sekali tidak menunjang gerak umum dari narasi tadi, namun perhatian sentral yang dibuatnya dapat menambah daya tarik bagi latar belakang dan suasana secara keseluruhan. Daya tarik itu tidak terletak pada pagelaran dramatik, tetapi pada suatu gagasan atau suatu amanat yang ingin disiapkan, dan biasanya muncul menjelang akhir kisah.
...........................................................................................................

Selasa, 11 November 2014

Cara Menyusun Teks Pidato (Kerangka Teks Pidato)

       Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mendengarkan orang berpidato, atau juga kadangkala kita sendiri yang diminta untuk berpidato. Bagi orang yang sudah biasa, tentu hal itu sangat mudah akan tetapi bagi yang belum terbiasa itu menjadi hal yang sulit. Untuk itu kita harus mempersiapkan dan mempersiapkan terlebih dahulu.

       Agar kita dapat berpidato dengan baik, kita dapat megikuti hal-hal beikut:
1.Menentukan Tujuan
       Menentukan tujuan dari pidato merupakan suatu hal yang sangat penting. Tujuan dari suatu pidato sangat berpengaruh untuk menentukan topik pembicaraan, menentukan batasan topik, serta berpengaruh dalam menentukan gaya dan bahasa pidato yang akan dilakukan oleh seseorang yang akan berpidato.
2.Memilih/Menentukan Topik Pembicaraan
       Menentukan topik pidato secara relevan dan menarik. Topik pidato harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan dari audiens. Suatu kesalahan yang sangat fatal adalah jika topik suatu pidato tidak sesuai dengan tujuan pidato yang disampaikan.
       Misalnya, tujuan pidato dalam menyambut peringatan HUT RI, sedangkan topik pidato membicarakan ”sejarah kemerdekaan Jepang”. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah topik yang akan disampaikan haruslah menarik dan sesuai dengan kebutuhan audiens, sehingga audiens akan secara saksama mengikuti uraian pidato sehingga tujuan pidato dapat dimengerti oleh audiens.
3.Membatasi Topik Pembicaraan
       Membatasi topik pembicaraan akan sangat membantu dalam mengefektifkan materi pembicaraan sehingga tersampaikan secara tepat dan menarik. Pembicaraan yang terlalu melebar akan justru meninggalkan kesan kurang jelas pada audiens.
4.Mengumpulkan Bahan
       Mengumpulkan bahan atau materi pidato yang sesuai dengan topik yang akan dibicarakan. Bahan-bahan dari pidato tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, ensiklopedi, majalah, surat kabar, informasi/ berita TV, atau dapat juga didapat dengan melakukan wawancara dengan seorang ahli dalam suatu bidang tertentu.
5.Menyusun Bahan
       Pidato yang hendak disampaikan, biasanya selalu diawali kalimat pembuka, pendahuluan, isi, kesimpulan, dan diakhiri kalimat penutup.

Kerangka suatu pidato terdiri dari:
1.Salam Pembuka/Kalimat Pembuka
       Pada bagian pertama uraian dari pidato biasanya diawali kalimat pembuka berbentuk susunan kalimat sapaan dengan maksud memberi penghormatan, mengkondisikan atau menarik perhatian audiens agar memperhatikan pembicara yang berpidato.
Contoh:
Bapak Sekda Kabupaten Oku Timur yang saya hormati,
Ketua DPRD Kabupaten Oku Timur yang saya hormati,
Para tokoh masyarakat, pemuka agama Kecamatan Belitang II yang saya hormati,
Serta Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya hormati,
Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatu!
.........................................................................................


2.Pendahuluan
       Pada bagian ini biasanya berisi ucapan syukur, kemudian dilanjutkan dengan memberi sedikit gambaran pada audiens topik yang akan dibicarakan, latar belakangnya, mengapa topik pembicaraan itu penting. Agar menarik perhatian audiens, pada bagian ini dapat juga diawali dengan suatu pertanyaan atau pernyataan yang dapat merangsang keingintahuan audiens.
Contoh:
       Pertama-tama mari kita ucapkan syukur ke hadirat Ilahi yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga kita dapat berkumpul menghadiri acara peresmian ini.
       Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,
       Mengapa Pemerintah Daerah, khususnya Bapak Bupati Oku Timur sengaja menyisihkan dana untuk membangun gedung pertemuan di Kecamatan kita? Bahkan Beliau dalam suatu pertemuan, pernah menyatakan jika perlu uang pribadi saya, nanti akan saya sumbangkan andaikata dana yang dibutuhkan ternyata kurang.
       Hadirin yang saya hormati,
      Masyarakat di Kecamatan kita merupakan masyarakat yang heterogen atau beragam, baik keyakinan agamanya maupun asal sukunya. Oleh sebab itu dalam kesempatan sambutan ini, saya ingin menjelaskan betapa pentingnya musyawarah, toleransi, tertib hukum, serta menjaga kesatuan
dan persatuan bangsa.

.................................................................................................................

3.Isi
       Pada bagian ini merupakan bagian pokok pidato. Menguraikan penjabaran topik pidato secara keseluruhan. Rincilah topik pembicaraan menjadi butir-butir penting pembicaraan sesuai batasan topik yang direncanakan. Menggunakan kalimat sapaan setiap peralihannya, atau gunakanlah kata rincian pertama …, kedua …, ketiga …, akhirnya …, selanjutnya …, langkah pertama …, langkah kedua …, dan lain-lain.

4.Penutup
       Pada bagian akhir suatu pidato biasanya berbentuk kesimpulan, harapan, permohonan maaf, dan salam penutup. Kesimpulan hendaknya jangan hanya disampaikan dalam satu atau dua kalimat, tetapi hendaknya merupakan rangkuman butir-butir penting rincian topik yang dinyatakan dalam satu atau dua paragraf sehingga audiens semakin mengerti.
Contoh:
............................................................................................................
       Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,
       Sebagai kata akhir sambutan ini, saya tegaskan agar kita dapat terus meningkatkan kemajuan masyarakat di Kecamatan Belitang II ini, budayakan berdialog, bermusyawarah karena hanya dengan cara itu kita dapat menyelesaikan berbagai masalah serumit apapun. Tingkatkan toleransi beragama di antara kita agar sesama warga dapat menjalani keyakinan agamanya dengan tenang. Tingkatkan kesadaran hukum kita dan budayakan hidup tertib di masyarakat kita. Dan yang terakhir kita harus selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mudah-mudahan gedung pertemuan ini dapat dijadikan sarana untuk mewujudkan itu semua.
       Mengakhiri sambutan ini, atas nama masyarakat Kecamatan Belitang II, saya ucapkan terima kasih kepada para pengusaha di Kecamatan
Belitang II, khususnya Bapak Bupati Oku Timur yang telah membantu merealisasikan pembangunan gedung pertemuan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Kecamatan Belitang II yang telah ikut membantu pelaksanaan pembangunan gedung pertemuan ini. Sekian dan saya mohon maaf jika dalam sambutan ini ada kata-kata yang tidak berkenan di hati hadirin semua. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Senin, 10 November 2014

Paragraf Naratif dan Contoh Paragraf Naratif (Narasi)

Paragraf Naratif, Jenis-Jenis Paragraf Naratif, dan Contoh Paragraf Naratif

       Paragraf naratif adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca suatu peristiwa dalam urutan dan kurun waktu tertentu (Gorys Keraf,
Argumentasi dan Narasi, 189: 136).
       Titik terpenting dari suatu karangan naratif adalah kisah, melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Selain itu adanya tokoh yang dikisahkan, adanya alur/plot dalam penyampaian merupakan ciri yang dapat dijadikan untuk membedakan karangan naratif dengan bentuk karangan lainnya.

       Paragraf Naratif terdapat 2 jenis, yaitu:
1.Narasi Ekspositoris
       Narasi ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan rangkaian perbuatansecara informatif dengan tujuan memberi pengetahuan seperti dalam bentuk biografi dan autobiografi.
2.Narasi Sugestif
       Narasi Sugestif adalah paragraf yang menggambarkan rangkaian perbuatan sedemikian rupa dengan tujuan merangsang daya khayal/imajinasi pembaca, seperti dalam bentuk cerpen dan novel.

       Struktur dari kalimat naratif itu sendiri dapat kita lihat dari sisi pengarang mengisahkan tokoh dalam bentuk plot atau alur. Secara yang paling sederhana struktur paragraf naratif terdiri dari: bagian awal, tengah, akhir atau pengenalan, pengembangan, penyelesaian.

Contoh Paragraf Naratif:
(H.B Yasin, Gema Tanah Air, Jilid 1, hal. 158-159)
       Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah seberang kali sebelah timur, terdengar suara jeritan orang. Tetapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh sebuah letusan yang sangat
hebat … kemudian hening seketika. Desingan yang banyak mulai reda, tinggal satu-satu letusan di sana sini. Warsinah menegakkan kepala, matanya mulai liar, badannya dihadapkan ke timur, ke
arah jeritan datang, kemudian membalik menghadap ke barat, tegak bertolak pinggang, lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari kencang sambil berkomat-kamit. Dari komat-kamit mulutnya keluar lagi perkataan seperti biasa, tiada berujung tiada berpangkal: …. si bengis lagi, si ganas lagi …. dan ia lari terus, lari lepas bagai selancar saja, tiada kaku kukunya. Dan ketika sampai di jalan pertemuan antara jalan kereta dan jalan raya, ia berhenti sebentar, seolah-olah berpikir, kemudian ia berbelok menurutkan jalan raya. Dari jauh dalam pandangan kabur sambil berlari, ia melihat benda bergerak, berderet sepanjang jalan, tetapi sebelum ia tahu benar apa yang dilihatnya, sebuah peluru datang
menyongsong, tepat menembus tulang dadanya. Warsinah terpelanting, jatuh tersungkur di tengah jalan. Sebentar berontak merentak-rentak, mengerang, menyumpah-nyumpah, terhambur pula sumpah serapahnya: si bengis lagi, si ganas lagi, hitam, kejam… rupanya dalam ia bergelut mempertahankan hidupnya dengan sakaratul maut, kebenciannya kepada si hitam kejam, si bengisganasnya, masih sanggup mengatasi renggutan tangan Malaikat pengambil nyawa yang akan menceraikan rohnya dengan badan kasarnya. Kemudian lemah tak berdaya …Warsinah yang sebentar
ini masih menjadi kerangka hidup, kini benar-benar sudah menjadi kerangka mati. Mati terhampar di tengah jalan, tiada dihiraukan orang, tidak ada yang menangis meratapi. Ia meninggal sebagai pahlawan yang dapat dibanggakan oleh bangsa, tiada sebagai kurban pembela kemerdekaan. Ia mati hanya sebagai kurban kebuasan, salah satu kurban dari sekian banyaknya. Ia mati karena nasibnya, demikian sudah menurut suratan tangan, ya, ia mati karena kehendak Ilahi.

Minggu, 09 November 2014

Teknik Membatik (Teknik kerajinan kain batik)

       Teknik membatik telah mengalami perkembangan tanpa meninggalkan teknik lama yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Teknik batik yang kita kenal di Nusantara, antara lain adalah: 
1) Batik Tulis
        Batik tulis adalah batik yang dibuat dengan teknik menggambar motif di atas kain menggunakan canting. Canting adalah alat khusus untuk menggambar motif batik di atas kain yang berisi cairan lilin atau malam panas untuk menutup bagianbagian tertentu sesuai dengan pola yang dibuat. Batik tulis memiliki keunggulan nilai seni dibandingkan dengan batik yang lain.
2) Batik Cap
        Batik cap adalah batik yang dibuat dengan menggunakan teknik cap (stempel), biasanya dibuat dari tembaga dan dibubuhi malam (cairan lilin panas).
3) Batik Sablon
       Batik sablon adalah batik yang dibuat dengan menggunakan klise (hand printing). Motif batik yang sudah dibuat kemudian dibuat klise lalu dicetak.
4) Batik Printing
       Batik printing adalah batik yang dibuat dengan teknik printing atau menggunakan alat mesin. Teknik pembuatannya mirip dengan batik sablon.
5) Batik Lukis
       Batik lukis adalah batik yang dibuat dengan teknik melukiskan langsung di atas kain. Alat yang
digunakan dan motif yang dibuat pun lebih bebas.

Paragraf Argumentatif (Paragraf Argumentasi)

Paragraf Argumentatif dan Metode Paragraf Argumentatif
       Paragraf argumentatif adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap, dan keyakinannya.
       Pengembangan paragraf argumentatif dilakukan dengan kalimat-kalimat yang berisi sesuatu yang bersifat alasan-alasan agar pembaca percaya dan menerima apa yang dikemukakan penulis. Kalimat-kalimat itu berisi argumentatif yang dikembangkan melalui beberapa metode, di antaranya adalah:
(1) definisi
(2) sebab-akibat
(3) keadaan
(4) persamaan
(5) perbandingan
(6) pertentangan
(7) kesaksian dan otoritas

1.Definisi
       Argumentasi yang menggunakan genus dan definisi biasanya menguraikan tulisan yang panjang lebar mengenai objek dan kelasnya. Tujuan membuat definisi adalah untuk menetapkan genus dari objek yang dibicarakan. Penulis biasanya membuat definisi luas dengan menjelaskan ciri-ciri dari sebuah genus.
contoh:
                                                     Gerakan Disiplin Nasional
       Sejalan dengan perencanaan Gerakan Disiplin Nasional, warga negara dituntut meningkatkan diri dalam mematuhi peraturan perundang-undangan. Selain itu, warga negara juga harus berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meninggalkan/menghindari kebiasaan yang tidak menguntungkan.
Sikap demikian tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus dibina secara sadar. Disiplin nasional merupakan sikap suatu bangsa untuk menaati tata tertib atau sikap mental suatu bangsa yang menyatakan diri dalam tingkah laku terpola, yang mencerminkan penghargaan terhadap norma-norma yang mengatur kehidupan bersama dan secara beradab.
(Wacana tersebut menguraikan definisi Gerakan Disiplin Nasional yang ditandai dengan rasa tanggung jawab. Tujuannya adalah agar setiap warga negara menyadari dan menjalankan tanggung jawab masing-masing demi keberhasilan Gerakan Disiplin Nasional.)

2.Sebab Akibat
       Argumen yang dikembangkan dengan sebab akibat selalu menggunakan proses berpikir yang bercorak khusus. Proses berpikir ini menyatakan bahwa suatu sebab tertentu akan mencakup sebuah sebab yang sebanding.
       Pengembangan paragraf dengan cara sebab adalah dengan menempatkan sebab sebagai inti dan akibat sebagai penjelasannya. Sebaliknya, dengan menempatkan akibat sebagai inti untuk memahami bahwa akibat tersebut ditimbulkan oleh sejumlah penyebab sebagai penjelasnya.
Contoh:
       Jalan Pasar Baru sangat macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan tersita oleh pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah memasang pagar pemisah antara jalan dan trotoar. Pagar ini berfungsi juga sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

3.Persamaan
       Argumen yang dikembangkan dengan metode persamaan biasanya mengandung suatu pernyataan mengenai kesamaan antara dua barang. Hal ini bertitik tolak dari berpikir analogis bahwa jika dua barang mirip dalam aspek-aspek tertentu, besar kemungkinan mereka mirip pula dalam aspek lainnya.
Contoh:
       Apabila kita perhatikan, antara majalah Asri dan majalah Laras sebenarnya tidak terdapat perbedaan. Isi kedua majalah tersebut membahas arsitektur, interior, taman, dan lingkungan. Kedua majalah ini sangat disukai masyarakat karena dapat membantu mereka dalam mengenal interior, taman, dan lingkungan lebih jauh. Selain itu, keduanya juga menyediakan rubrik konsultasi yang memudahkan pembaca untuk berkonsultasi mengenai semua materi yang disajikan.
(Jika kita perhatikan wacana tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa wacana teresebut mengandung isi tentang kesamaan antara majalah Asri dan majalah Laras. Kedua majalah tersebut memang menyajikan materi yang sama, yaitu arsitektur, interior, taman, dan lingkungan.)

4.Perbandingan
       Dalam perbandingan tercakup pengertian bahwa salah satu dari hal yang diperbandingkan lebih kuat daripada hal lain yang menjadikan dasar perbandingan.  Argumentasi persamaan dan perbandingan memiliki kesamaan, tetapi juga memiliki perbedaan. Penulis yang menggunakan perbandingan ini menghadapi dua kemungkinan yang mempunyai peluang atau kepastian lebih tinggi.
       Apabila kemungkinan kedua lebih mempunyai peluang dari kemungkinan pertama, ia akan membatasi jika menyetujui kemungkinan pertama. Artinya dengan menyetujui kemungkinan yang pertama maka lebih pasti lagi ia harus menyetujui kemungkinan yang kedua. Inilah pengembangan paragraf dengan cara membandingkan. Dalam hal ini, penulis berusaha menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal.
Contoh:
Kepribadian
       Apabila seseorang terbiasa disiplin terhadap diri sendiri , ia juga akan disiplin terhadap peraturan
orang lain. Ia disiplin dalam melakukan kegiatan pribadinya. Oleh sebab itu, ia patut menjadi
pemimpin karena ia disiplin pula terhadap peraturan yang telah disepakati bersama. Hal ini dipertegas pula oleh Musthafa Bisri. Beliau mengharapkan Gerakan Disiplin Nasional dimulai dari para pemimpin bangsa.

Mode Pakaian
       Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu tampil di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota, ia paling senang mengenakan pakaian yang praktis.
Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Tatcher. Ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, pemakaman, dan upacara resmi.

5.Pertentangan
       Argumentasi dengan metode pertentangan atau kebalikan berasumsi bahwa jika kita memperoleh keuntungan dari fakta atau situasi tertentu. Fakta atau situasi yang bertentangan dengan fakta dan situasi tadi akan membawa bencana atau malapetaka bagi kita, atau kita memperoleh kerugian karena berlawanan dengan situasi sekarang ini. Dengan kata lain, kegagalan atau ketidakpuasan selalu mencakup keinginan akan situasi yang berlawanan dari situasi sekarang.
Contoh:
                                          Penokohan Bahasa
       Pendapat umum menyatakan bahwa bahasa pertama seseorang berpengaruh negatif terhadap penokohan bahasa keduanya. Bahasa pertama hanya akan merusak bahasa kedua. Akan tetapi, sebenarnya pendapat di atas tidak mutlak. Justru sebaliknya, bahasa pertama membawa pengaruh yang baik bagi perolehan bahasa kedua.
Bahasa pertama merupakan dasar untuk mempelajari bahasa kedua.

6.Kesaksian dan Otoritas
       Argumentasi dengan metode kesaksian biasanya penulis menggali sendiri fakta-fakta sebagai sumber, kemudian disusun sendiri untuk menjelaskan kebenaran yang nyata. Adapun argumentasi yang menggunakan otoritas biasanya diperkuat oleh pendapat atau ucapan orang lain yang memiliki popularitas, atau seseorang yang diakui keahliannya. Argumentasi otoritas sering digunakan dalam bidang politik dan tulisan-tulisan ilmiah.
Contoh:
                                           Akibat Rokok
      Menurut Derva Lee Daris, peneliti kanker dari National Academy of Science, seorang perokok mempunyai kemungkinan 4-14% lebih tinggi terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan bukan perokok. Kematian akibat kanker paru-paru yang terjadi karena kebiasan merokok bisa mencapai 80-
90%. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan berkurangnya ketajaman mata. Setiap tahun, kira-kira tiga juta orang akan mati karena keracunan asap rokok dan jumlah itu akan meningkat sampai 10 juta pada tahun 2000.

Sabtu, 08 November 2014

Paragraf Deskriptif (Contoh Paragraf Deskriptif)

        Paragraf deskriptif adalah suatu tulisan atau karangan yang bertujuan menggambarkan atau melukiskan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman, perasaan, dan situasi atau masalah. Pengindraan terhadap suatu situasi, keadaan, atau masalah akan melahirkan gambaran atau lukisan yang bertumpu pada penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan.
       Adapun tujuan dari paragraf deskriptif adalah melukiskan, membeberkan, atau menggambarkan sesuatu yang menjadi objek.

Contoh Paragraf Deskriptif:
Contoh 1:
       Gadis yang berambut ikal dan berkulit sawo matang itu bernama Santi. Ia dilahirkan di Kota Medan, 7 Juli 1996. Umurnya 10 tahun. Kedua orang tuanya menjulukinya si kancil yang pintar, karena selain pintar ia pun sangat lincah dan periang. Hobinya membaca, menulis surat, dan bermain sepatu roda. Ia juga suka bermain lompat tali dan congklak dengan teman-temannya.
Kemudian, hal yang paling berkesan dalam hidupnya adalah ketika ia menjadi juara menyanyi. Adapun pandangan hidupnya, kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana.

Contoh 2:
       Liburan panjang kemarin kamu pergi ke Tanjung Lesung Resort. Air laut yang tenang memberi keindahan tersendiri saat memandangnya dari beranda Krakatau Bar, Tanjung Lesung Resort. Sebuah pemandangan yang menakjubkan, serasa berada persis di bibir pantai karena pantulan warna air dari kolam renang di depan bar seakan menyatu dengan air laut. Tak berlebihan jika banyak yang melukiskan keindahan pantai ini laksana surga.

Merancang dan Membuat Seni Kriya

       Dalam membuat seni kriya, kita harus terlebih dahulu membuat panduan atau membuat rancangan agar seni yang kita buat sesuai dengan yang kita inginkan, dan agar kita terarah dalam membuatnya. Pembuatan karya seni kriya umumnya dikerjakan dengan tangan sehingga hasilnya tergantung dari keterampilan tangan pembuatnya.
       Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam merancang dan membuat karya seni kriya adalah sebagai berikut.
1. Kegunaan
       Faktor kegunaan dalam seni kriya menempati porsi yang utama. Misalnya, pada kendi terdapat leher yang dibuat untuk pegangan saat menuangkan air ke dalam gelas. Jika tidak diberi leher atau pegangan, benda tersebut menjadi tidak berguna.
2. Kenyamanan
       Kenyamanan dalam hal ini berarti enak dipakai. Dengan adanya unsur kenyamanan, berarti suatu benda telah memenuhi fungsinya dengan baik. Misalnya, sebuah kursi harus disesuaikan dengan ukuran duduk sehingga nyaman untuk diduduki.
3. Bahan dan teknik
       Pengetahuan terhadap bahan serta penguasaan teknik pembuatan harus dimiliki seorang pencipta kriya. Setiap bahan selalu memiliki sifat yang berbeda-beda. Tanah liat berbeda dengan lilin. Semen berbeda dengan gips. Bahkan setiap jenis kayu mempunyai karakter yang berbeda pula.
       Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan senikriya harus dipilih sesuai karakteristik benda yang dibuat. Misalnya, keramik dibuat dari tanah liat yang baik agar tidak mudah retak (pecah). Pemilihan bahan tersebut disesuaikan pula dengan kemampuan teknis penciptaannya.
4. Nilai seni
       Daya tarik terhadap karya seni kriya ditentukan oleh tampilan keindahannya. Jika dikaitkan dengan tujuan komersial (penjualan), selain pertimbangan estetis, perlu juga mengikuti selera konsumen dan ide kreatif.

Jenis-Jenis Seni Kriya

      Jenis-jenis dari seni kriya ada banyak sekali, dan bahkan kita pasti sering menjumpainya disekitar kita. Berdasarkan dimensinya, jenis-jenis seni kriya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Seni kriya dua dimensi
       Karya seni kriya dua dimensi meliputi sulaman, bordir, mozaik, kolase, batik, tenun, relief, dan hiasan dinding.

2. Seni kriya tiga dimensi
       Karya seni kriya tiga dimensi meliputi sebagai berikut.
a. Kerajinan keramik
       Kerajinan keramik menggunakan bahan dasar tanah liat. Produk yang dihasilkan, misalnya vas
bunga, guci, teko, kendi, dan peralatan rumah tangga.
b. Kerajinan logam
       Kerajinan logam menggunakan bahan jenis logam, seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga,
aluminium, dan kuningan. Produk yang dihasilkan, misalnya perhiasan emas dan perak, patung perunggu, senjata tajam, peralatan rumah tangga, dan alat musik gamelan.
Sekarang kerajinan logam dibuat dengan berbagai variasi bentuk.
c. Kerajinan kulit
       Kulit banyak digunakan untuk membuat berbagai benda kerajinan, seperti wayang kulit, tas, sepatu, jaket, dan alat musik rebana.
d. Kerajinan kayu
       Kayu banyak menghasilkan berbagai benda kerajinan, seperti topeng, wayang golek, furnitur,
patung, dan hiasan ukir-ukiran.
e. Kerajinan anyaman
       Kerajinan anyaman biasanya menggunakan bahan dasar, seperti bambu, daun mendong, dan tali plastik untuk membuat tempayan, topi, tutup nasi, tikar, dan gantungan pot tanaman.
f. Kerajinan lainnya
       Masih banyak jenis kerajinan lain yang dapat kita jumpai di berbagai daerah, antara lain kerajinan rotan, kerajinan payung, dan kerajinan membuat lampu hias. 

Pengertian Seni Kriya dan Fungsi Seni Kriya

Seni kriya, apakah seni kriya itu, apakah fungsinya, mari kita pelajari sejenak agar kita mengetahui :) !!!

       Seni kriya adalah karya seni yang dibuat dengan keterampilan tangan (hand skill) dengan memerhatikan aspek fungsional dan nilai seni. Penciptaan karya seni kriya tidak hanya didasarkan pada aspek fungsionalnya (kebutuhan fisik) saja, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan terhadap
keindahan (kebutuhan emosional). Dalam perkembangannya, karya seni kriya selalu identik dengan seni kerajinan.
       Hal ini disebabkan pembuatan karya seni kriya yang tidak lepas dari pengerjaan tangan (hand made) dan memiliki aspek fungsional.

Fungsi seni kriya secara garis besar terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Hiasan (dekorasi)
       Banyak produk seni kriya yang berfungsi sebagai benda pajangan. Seni kriya jenis ini lebih menonjolkan segi rupa daripada segi fungsinya sehingga bentukbentuknya mengalami pengembangan. Misalnya, karya seni ukir, hiasan dinding, cinderamata, patung, dan lain-lain.
(image source: wb4.indo-work.com)

2. Benda terapan (siap pakai)
       Seni kriya yang sebenarnya adalah seni kriya yang tetap mengutamakan fungsinya. Seni kriya jenis ini mempunyai fungsi sebagai benda yang siap pakai, bersifat nyaman, namun tidak kehilangan unsur keindahannya. Misalnya, senjata, keramik, furnitur, dan lain-lain. 


3. Benda mainan
       Di lingkungan sekitar sering kita jumpai produk seni kriya yang fungsinya sebagai alat permainan. Jenis produk seni kriya seperti ini biasanya berbentuk sederhana, bahan yang digunakan relatif mudah didapat dan dikerjakan, dan harganya juga relatif murah. Misalnya, boneka, dakon, dan kipas kertas.