Daftar indeks merupakan daftar yang memuat istilah atau katakata penting yang digunakan oleh penulis dalam bukunya. Dalam suatu karangan ilmiah penulisan daftar indeks merupakan suatu persyaratan formal, sebagai suatu karangan ilmiah. Daftar indeks merupakan bagian pelengkap penutup karangan, sejajar dengan daftar pustaka atau bibliografi, apendiks atau lampiran. Oleh sebab itu daftar indeks dapat kita temui pada akhir lembar-lembar karangan atau buku.
Daftar indeks disusun secara alfabet dengan maksud untuk memudahkan dalam menggunakannya. Di belakang tiap istilah yang ditulis dalam daftar indeks dicantumkan angka-angka yang menunjukkan pada halaman berapa keterangan atau uraian mengenai istilah itu dapat kita temukan. Misalnya, dalam daftar indeks tertulis - adaptasi 35, 67, 150, maksudnya bahwa kata adaptasi beserta penjelasan-penjelasannya dapat kita temukan pada halaman 35, 67, dan 150 dalam karangan atau buku tersebut.
Contoh Indeks Buku:
Adaptasi, 129
Afirmatif, 21, 25
Akibat, 70, 110
Alibi, 114
Anekdot, 142, 151, 166
……………………………………… dst
Benar, 100
Biografi, 141
Bukti, 123
………………dst
Eksposisi, 3, 140, 152
Entimem, 58, 72
Evidensi, 4
……………………………………… dst
Melalui daftar indeks tersebut, kita dapat mencari informasi atau penjelasan-penjelasan tentang suatu istilah. Misalnya, pada cuplikan daftar indeks buku Argumentasi dan Narasi tercantum kata anekdot, 142, 151, 166, maka kita dapat mencari penjelasan-penjelasan tentang kata anekdot pada halaman buku yang telah dicantumkan.
Contoh uraian dalam buku halaman 142.
...........................................................................................................
Anekdot dan insiden sering berfungsi sebagai bagian saja dari autobiografi, biografi, atau sejarah. Sebagai bagian dari wacana naratif lainnya yang lebih panjang, keduanya mengisahkan suatu
rangkaian tindak-tanduk dalam suatu unit waktu sendiri. Karena tindak-tanduk dalam kedua jenis naratif ini terikat oleh suatu kesatuan waktu, maka keduanya dapat dikeluarkan dari induk
ceritanya tanpa mengganggu kesatuan cerita induknya itu. Sebab itu, anekdot dan insiden dapat ditulis sebagai narasi yang independen, cerita yang berdiri sendiri. Keduanya dapat berdiri
sendiri karena fungsinya sangat terbatas. Tetapi dalam banyak hal, keduanya muncul sebagai sebuah cerita pendek dalam suatu narasi yang lebih panjang, yang berfungsi menunjang narasi yang panjang itu dengan mengisi karakter dan detail-detail tertentu.
Anekdot adalah semacam cerita pendek yang bertujuan menyampaikan karekteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau suatu hal lain. Anekdot yang menjadi bagian dari narasi yang lebih luas, sama sekali tidak menunjang gerak umum dari narasi tadi, namun perhatian sentral yang dibuatnya dapat menambah daya tarik bagi latar belakang dan suasana secara keseluruhan. Daya tarik itu tidak terletak pada pagelaran dramatik, tetapi pada suatu gagasan atau suatu amanat yang ingin disiapkan, dan biasanya muncul menjelang akhir kisah.
...........................................................................................................
Daftar indeks disusun secara alfabet dengan maksud untuk memudahkan dalam menggunakannya. Di belakang tiap istilah yang ditulis dalam daftar indeks dicantumkan angka-angka yang menunjukkan pada halaman berapa keterangan atau uraian mengenai istilah itu dapat kita temukan. Misalnya, dalam daftar indeks tertulis - adaptasi 35, 67, 150, maksudnya bahwa kata adaptasi beserta penjelasan-penjelasannya dapat kita temukan pada halaman 35, 67, dan 150 dalam karangan atau buku tersebut.
Contoh Indeks Buku:
Adaptasi, 129
Afirmatif, 21, 25
Akibat, 70, 110
Alibi, 114
Anekdot, 142, 151, 166
……………………………………… dst
Benar, 100
Biografi, 141
Bukti, 123
………………dst
Eksposisi, 3, 140, 152
Entimem, 58, 72
Evidensi, 4
……………………………………… dst
Melalui daftar indeks tersebut, kita dapat mencari informasi atau penjelasan-penjelasan tentang suatu istilah. Misalnya, pada cuplikan daftar indeks buku Argumentasi dan Narasi tercantum kata anekdot, 142, 151, 166, maka kita dapat mencari penjelasan-penjelasan tentang kata anekdot pada halaman buku yang telah dicantumkan.
Contoh uraian dalam buku halaman 142.
...........................................................................................................
Anekdot dan insiden sering berfungsi sebagai bagian saja dari autobiografi, biografi, atau sejarah. Sebagai bagian dari wacana naratif lainnya yang lebih panjang, keduanya mengisahkan suatu
rangkaian tindak-tanduk dalam suatu unit waktu sendiri. Karena tindak-tanduk dalam kedua jenis naratif ini terikat oleh suatu kesatuan waktu, maka keduanya dapat dikeluarkan dari induk
ceritanya tanpa mengganggu kesatuan cerita induknya itu. Sebab itu, anekdot dan insiden dapat ditulis sebagai narasi yang independen, cerita yang berdiri sendiri. Keduanya dapat berdiri
sendiri karena fungsinya sangat terbatas. Tetapi dalam banyak hal, keduanya muncul sebagai sebuah cerita pendek dalam suatu narasi yang lebih panjang, yang berfungsi menunjang narasi yang panjang itu dengan mengisi karakter dan detail-detail tertentu.
Anekdot adalah semacam cerita pendek yang bertujuan menyampaikan karekteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau suatu hal lain. Anekdot yang menjadi bagian dari narasi yang lebih luas, sama sekali tidak menunjang gerak umum dari narasi tadi, namun perhatian sentral yang dibuatnya dapat menambah daya tarik bagi latar belakang dan suasana secara keseluruhan. Daya tarik itu tidak terletak pada pagelaran dramatik, tetapi pada suatu gagasan atau suatu amanat yang ingin disiapkan, dan biasanya muncul menjelang akhir kisah.
...........................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar